Popular posts

Anggaisme

Anggaisme adalah sebuah ide pemikiran akan suatu hal sehari-hari menurut pandangan saya yang amat sangat subyektif.Ruang kosong itu menjadi bentukan ekspresi saya ,bentukan itu saya dedikasikan untuk ruang pribadi,untuk mereka yang tertulis didalamnya dan obyek yang terpilih.Jadilah subyektif dan temukan dirimu.

Mengenai Saya

Aku terlahir dengan nama Angga Guidanto Hidayatulah.Masih mencari proses menemukan diriku yang sebenarnya dan sangat menginginkan tantangan kehidupan... Akulah pria yang menantang gunung-gunung tantangan.. Yang siap jatuh dalam jurang kegagalan.. Aku ingin merasakan HIDUP !!!!

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Catatanku On Sabtu, 16 Februari 2013

Mentari digdaya memancarkan cahaya terang, mengalahkan aura dingin mencekam semalam. Menghilangkan tetes-tetes embun terakhir yang tersisa. Seolah-olah mentari mengajak semua insan yang dikangkanginya atas sebuah semangat. Panas mentari yang menggugah pagi ingin mengajarkan panasnya optimisme manusia jika ia membawa semangat itu sepanjang hidupnya. Usaha mentari agaknya cukup berhasil, berduyun-duyun para pedagang sayuran dan buah keluar dari lubuk-lubuk jauh rumah mereka. Bergegas mereka berdampingan dengan mentari, menyusuri jalanan aspal menanjak yang bersimpul mesra dengan hijau padi di kanan dan kiri mereka. Peluh mereka bercucuran setetes demi setetes sambil sesekali desahan nafas mereka berdesakan tak berirama teratur.

Di sudut kota itu, aku melihat jajaran semangat yang terpampang di depanku. Pedagang pasar, pedagang buah, pedagang jajanan, pedagang pakan ternak dan burung, bahkan para penarik becak. Semuanya syahdu ikut larut dalam semanagat sang mentari. Semuanya patuh dalam irama panas dan hilang sang mentari. Seolah-olah mereka mengajarkan sebuah cerita panjang bernama pekerjaan.

Makaryo. Sebutan singkat untuk mereka yang bekerja. Bukan hanya bekerja, namun didalamnya harus ada muatan moral dan tindakan yang bersumber atas hati nurani sehingga bisa disebut berkarya, tidak cuma bekerja. Nurani itulah yang disembulkan mentari pagi ini, dengan ikhlas dan syahdu, dia berbagi kehangatan dan tak berharap atas imbalan kembali.

Paparan mentari semoga juga menjalari teman-temanku yang berkarya disudut barat pulau Jawa -Jakarta. Semoga semangatnya mengajarkan atas sebuah keikhlasan dan keinginan untuk berkarya. Karya atas semua yang kalian inginkan. Negara, orangtua, kekasih dan sahabat. Mentari mengajarkan mereka khusyuk syahdu mencumbu karya masing-masing. Sehingga dengan nada yang riang dan gembira terucap " selamat pagi, selamat berkarya".


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments