- Home »
- Kisah Almamater yang Lain
Catatanku
On Kamis, 20 Januari 2011
Hari Kamis kemarin aku mendapat kunjungan dari teman SMPku.Kabarnya dia ingin bermain dan kembali bercerita tentang masa yang lampau.Diapun berkunjung kerumah dan membawa teman yang lain.Banyak kami bercerita tentang hal-hal getir di masa lampau,ketika kita masih terlampau kecil untuk melihat dunia dan ya..masih sangat remaja untuk menelaahnya.Aku pun teringat dulu dia adalah orang dengan IQ tertinggi di kelasku.Dia memang cerdas,bahkan itu terlihat dari caranya memandang berbeda atas soal matematika yang kami bahas.Dia bukan seperti kami,penjiplak,dia lebih suka menelaah menganalisis dan memberikan kesimpulan bahwa apa yang kami lakukan dalam soal tersebut terlalu bertele-tele.Dia memang berbeda.
Di sela lamunanku terdengar curhatan dia tentang hidup yang semakin keras,buas dan berasaskan hukum rimba.Semua orang tahu kapabilitasnya sebagai orang genius,tak ada yang meragukannya.Dia bercerita tentang penyakitnya-buta warna-telah banyak menutup peluangnya untuk bisa bekerja.Tes buta warna Ishihara yang menyelipkan nomer di tiap lingkaran kecil yang warna warni,dia tidak bisa membedakannya.Aku kembali skeptis atas rekruitment model itu,apakah seorang jenius harus benar-benar tertahan oleh keformalan belaka.Memang kadang ada pekerjaan yang mengharuskan mengetahi warna tapi secara peluang perusahaan tersebut kehilangan suatu hal yang langka -sumber daya manusia handal.Dia tidak melanjutkan perguruan tinggi,hanya sampai ke sekolah kejuruan (STM dibaca).Yang akhir-akhir ini marak dipropagandakan SMK-Bisa !!!.Hah..kenapa degala hal di negeri ini sangat tidak adil,baru aku tahu bahwa hanya negeri ini yang merelakan warga negaranya yang sebenarnya mampu secara kapabilitas dan pemerintah membelokan hal itu dengan memberikan tempat prestisius di zaman global : BURUH , PEKERJA LAPANGAN !!
Sementara itu disudut lain kampusku,aku banyak melihat orang yang sangat perlu dikasihani.Mereka terlalu bekerja keras dengan otaknya untuk sekedar memahami,untuk sekedar mencari tanda tangan dosen pembimbing,untuk sekedar tahu cara membaca jadwal mata kuliah.Mereka tak seharusnya disini-menara gading pendidikan-mereka orang-orang yang punya dan ya menurut saya hanya menurunkan keunggulan kompetitif yang dipunyai kampus ini.Dandanan yang terlihat tidak seharusnya,foto-foto terbaru yang pada dasarnya sama,make up...sebagian ada yang tipe seperti ini.Dan aku melihat itu pada temanku yang ini.Keledai dungu yang mendarat di almamater nomer satu Nusantara.Teknik Sipil..boy...bayangkan itu.Dia bercerita tentang bagaimana Yogyakarta dengan kehidupan glamour,bahasa yang wetan dan Njowoni.Entahlah mungkin aku yang tak terlampau mengenalnya atau hanya terjebak pada penampilan luarnya yang ya..,memprihatinkan.Tapi bukan dia yang aku bahas,tentang proses masuk mahasiswa kodekteran di almamaternya ya nilainya funtastis,ya telah menutup pintu-pintu harapan kaum papa,yang telah menjadi Dajjal atas panjatan doa malam mereka,yang telah menjadi kutukan bagi orang tua yang tak berpunya.Dua ratus lima puluh juta kawan...angka yang hanya mampu ditembus cukong-cukong ekspor impor,pengusaha nakal dan koruptor ulung.Itu hanya biaya masuk dan seratus juta untuk tiap semester.Silakan ucapakan selamat tinggal untuk pintu gerbang perubahan itu...untuk jaket biru kebesaran itu..untuk kebangaan seantero kampung.
Dari kedua temanku aku belajar tentang tenggang rasa,tentang kelapangan dada atas jarak yang luar biasa lebar dinatara kita semua.Si SMK besar dan berkembang di Universitas terbesar di dunia -Hard University (Universitas Kehidupan).Segala partikel dan molekul pintar di otaknya tak mampu menembus tembok bernama takdir.Dia belajar atas pahit getir kehidupan,menganalisa dengan hal paling utama -hatinya- dan menarik kesimpulan dengan nuraninya.Di tempat itu tak ada penilaian atas semester ini tak ada gelar summa cum laude atau sekedar cum laude,buat dia sekedar lolos dari fase ini adalah hal terbaik baginya.Fase itu bernama pengangguran.Masalah kronis negeri ini dan menjadi kanker bagi para pengidapnya,semua orang akan merujuki sebagai pemalas,tidak produktif dan banyak hal negatif melekat didiri orang tersebut bagai tatoo.Pesanku kawan : Jangan terlalu berharap menggantungkan citamu pada penguasa,terlalu rawan dakit hati.
Dan temanku,si Orang dari almamater wahid Nusantara telah memberikan perspektif baru atas sudut-sudut lain kehidupan kampus ini.Aku kembali merenung bagaimana negeri ini bisa kuat jika para kaum peubah nasib (mahasiswa,red) sudah terjangkiti virus kekayaan.Ya dengan kibasan uangnya mereka bisa berbuat semaunya.Mantra paling mujarab di negeri ini adalah rupiah,itu juga yang merasuki para birokrat almamater nomer wahid itu.Padahal mereka jauh-jauh mendapat gelar Professor dari luan Nusantara,apakah ada hal yang rasional tentang masuknya para kerbau uang ini??Entahlah..aku hidup di zaman yang terlanjur bengis atas kaum papa.Semoga ada pencerahan pagi ini.
By HANY ANGGUD
BalasHapusngga tulisannya bagus cuma masih muter2 n kadang bahasanya masih baku banget,,lebih bagus lagi kamu ksih contoh2 kisah sukses dibalik awal yg susah itu..memang negri ini masih butuh generasi2 yg mw berani berjuang untuk negara ini..tapi lebih bagus kalo km nulis hal2 yg memotivasi kita walau dengan fasilitas yg sederhana dari negara......
SUKSES terus yaah nggaa..
VIVA HMJA!!
iya nggud..masih belajar,hehehe
BalasHapus