Popular posts

Anggaisme

Anggaisme adalah sebuah ide pemikiran akan suatu hal sehari-hari menurut pandangan saya yang amat sangat subyektif.Ruang kosong itu menjadi bentukan ekspresi saya ,bentukan itu saya dedikasikan untuk ruang pribadi,untuk mereka yang tertulis didalamnya dan obyek yang terpilih.Jadilah subyektif dan temukan dirimu.

Mengenai Saya

Aku terlahir dengan nama Angga Guidanto Hidayatulah.Masih mencari proses menemukan diriku yang sebenarnya dan sangat menginginkan tantangan kehidupan... Akulah pria yang menantang gunung-gunung tantangan.. Yang siap jatuh dalam jurang kegagalan.. Aku ingin merasakan HIDUP !!!!

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Catatanku On Rabu, 23 Maret 2011

Hujan yang sedari menggenangi kota ini dalam keputusasaan.Menyirami tiap sudutnya dari air yang dijatuhkan dari gumpalan awan kelabu.Menghilangkan semua aktivitas yang seharusnya dilaksanakan.Ini adalah momen paling sendu sepanjang tahun. Penghujung tahun adalah waktu paling sendu untuk para aktivis,dan pemangku kebijaksanaan.Hari dimana tiap detik yang dilalai sebelumnya dipertanggungjawabkan sepenuhnya.Desember pada saat hujan turun deras dan mengusir debu tanggung jawab.
Seperti hari biasanya,aku sisipkan mantel merahku yang berhias masuk ke dalam tasku.Takkan pernah ada yang tahu apa yang akan terjadi nanti di bulan Desember.Tak seperti biasanya kampusku ramai oleh baliho dan umbul-umbul bertuliskan kalimat yang menjanjikan surgawi,rupanya tidak untuk semua orang bahwa akhir tahun adalah keputusasaan.Kalimat yang sangat inspiratif seperti..ya bisa!!..lanjutkan..!!klisekah??entahlah semoga saja kalimat optimis itu tak hilang karena hujan pada sore harinya.

Fakultas Ekonomi dengan landmark yang sangat familiar-orang menunggang kuda-di lapangan depannya tegak menantang mendung.Padahal sebenarnya para penjual tahu penyet atau jagung bakar pun tahu bahwa sang Jendral sakit-sakitan dan sangat tidak mungkin untuk duduk di kudanya.Itulah propaganda kampus,sebuah hiperbol.Untuk merujuk para lulusan kampus ini adalah kualitas jendral penunggang kuda sembrani.Kampus yang sesak dengan hedonism dan berjuta hal-hal material yang harus ditelan bulat-bulat di kepala para manusia bernama mahasiswa Fakultas Ekonomi .Itulah aku yang secara administrative dipanggil C1C008059.Satu diantara ribuan kepala di kampus pak penunggang kuda.
Kulintas bangunan besar,sebuah perpustakaan dan baliho 2 bulan lalu,samar-samar kubaca Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.Ya,13 Oktober.Saat itulah semuanya berawal.Hari itu adalah hari dimana mimpi menjadi keniscayaan,bagaimana mungkin kampus ini mampu menghadirkan event sebesar itu.Terpikir pun tidak.Namun tak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

Simposium Nasional Akuntansi adalah event yang digelar oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Kompartement pendidikan,yang berupaya untuk menggalakan dan memberikan info hangat seputar dunia akuntansi ke para calon akuntan-mereka yang duduk di perguruan tinggi.Kampus ini jelas bukan sebuah tujuan yang tak pernah diperhitungkan sebelumnya.SNA selalu digelar di kampus yang bila orang mendengarnya akan mendesah nafas dan membayangkan betapa hebatnya.SNA selalu digelar di kutub-kutub pendidikan yang selalu melahirkan para pemikir dan cendikiawan yang malang melintang di Nusantara.Sementara disini,kami bahkan kadang masih gamang atas pencatatan barang dagangan apakah menggunakan FIFO ataupun LIFO.SNA merupakan ajang pamer infrastruktur dan pencapain para civitas akademika di dalamnya.Tapi lihatlah kita,berkubang dalam keringat dan panas tanpa pendingin ruangan.Tapi semua itu hanya factor yang tak sepenuhnya diperhitungkan.

Pada saat SNA XII Palembang,para dosen dengan segala upaya memberikan presentasi untuk membujuk tim pelaksana agar dapat melaksanakan SNA di Purwokerto.Waktu itu public lebih tertarik pada Universitas………….yang menjanjikan Bunaken sebagai wisata refreshing di dalam paket SNAnya.Tapi mereka,para dosen dengan tegas dan kepala tegak mengikrarkan,,,ya kami punya Nusakambangan,tempat para penjahat kelas kakap dan koruptor menghabiskan sisa hidupnya.Itulah mereka kawan dengan percaya diri mampu keluar dari hal yang biasa dan membosankan.Mereka yang berpikir out of the box lah yang juara.Tapi bukan melulu wisata yang dibacarakan,Purwokerto adalah kota yang sedang berkembang ke arah edukatif,dan banyak menarik siswa dari luar daerah seperti Jawa Barat dan Jakarta.Inilah calon kutub perubahan di daerah Banyumas.
Seminggu setelah palu diketuk dan diputuskan SNA akan digelar di Purwokerto,dibentuklah panitia gabungan antara dosen dan mahasiswa.Banyak masalah yang harus diselesaikan.Dana,akomodasi dan banyak hal yang harus segera dipecahkan.Secara geografis,Purwokerto adalah daerah yang tanggung tanpa bandara.Dan tebaklah apa yang harus dilakukan mereka-para orang penting- menghabiskan 3 atau 5 jam di alat transportasi yang tak pernah mereka pakai selepas bandara??Maka digodoklah berbagai konsep dan upaya untuk meredam kecapaian para calon peserta SNA selama perjalanan.Upaya itu disebut keramahan.Para Lision Officer(LO) harus berupaya meregangkan kedua bibir mereka selebar dan seramah mungkin.Konsep ini mungkin kuno namun itu bekerja dengan baik.Maka dapat ditarik kesimpulan,jika anda capek,letih,lesu maka tersenyumlah.

Proses terus berlangsung,konsep terus digodok dan permasalah ditekan hingga sama sekali tak ada.Maka hari itu pun dating,13 Oktober.Matahari menyingsing di horizon,membias oranye berhadapan langsung dengan dominan biru muda.Bandara Adi Sucipto dan smua bandara di Pulau Jawa dipenuhi makhluk penjemput berpakaian batik biru,Itulah mereka Akomodasi dan Transportasi.Sementara itu ratusan kilometer di kampus kita telah banyak kerumunan yang mencoba menegakan baliho sepanjang jalan dan kami, mencoba mempersiapkan setiap detail dari apa-apa yang akan dibutuhkan.Semuanya terlihat bersemngat,menggarap proceeding,merapikan tas-tas merchandise,menjinjing peraltan untuk pameran,merapikan make up bagi tim penerima tamu,koordinasi dengan satpam untuk jaminan keamanan,menghubungi Bawor yang sedari tadi belum muncul.Itulah hasrat yang ditunjukan dalam dinamisasi kampus ini,semuanya bergerak,kedepan,melangkah dengan pasti dan mempersiapkan yang terbaik.Sekecil apapun,apakah karena kamu hanya tukang jinjing,semuanya antusias menyambut event yang mungkin takkkan pernah datang kedua kalinya ke kampus ini.
Para peserta mulai datang dan menghambur keluar.Kami dari semua elemen divisi telah menyiapkan jurus andalan kami.Maka setiap mereka yang berbaju batik hijau akan menghambar segaris senyum di bawah hidung mereka.Tim Perkap membawa barang pun dengan senyum,mungkin sebenarnya senyum getir karena bawaannya memang berat.Para peserta pun menanyakan segala hal tentang kampus,gedung apalah,dibangun kapanlah,buat apalah dan kami senantiasa mengandalkan jurus andalan tadi senyum,bingung tentunya.Namun apa yang disebut keterbatasan itu dianggap oleh para pesohor dan pendekar akuntansi itulah yang dimaksud dengan kenikmatan perjalanan akademis.

Simposium Nasional…event sebesar itu,mungkin takkan pernah terulang lagi di kampus ini.

{ 2 komentar... read them below or Comment }

  1. jos temen perkap digawa-gawa koh...................usdane ndi

    BalasHapus
  2. tiru2 gawe blog.........wkwk
    kunjungi jg blog saya ttg likaliku khdpn

    BalasHapus